Siklus ini merupakan siklus inti dari sistem pembangkit uap dinama dalam siklus ini diterapkan Close Cycle Thermodinamika. Demin Water (air murni dengan minim kadar oksigen) merupakan air tanah atau air laut ya g telah di proses sedemikian rupa dalam deminerization plant dipompakan oleh feed water pump melewati feed water heater ke dalam boiler part, pada economizer panel tepatnya. Dalam boiler body part aliaran fluida adalah mengalir secara natural, jadi aliran fluida tercipta akibat perbedaan suhu, temperatur, density dan volume dari fluida yang ada pada panel-panel boiler. Dari economizer fluida cair akan mengalir ke steam drum, dalam steam drum terdapat cyclone dan separator air dan uap. Fluida cair mengalir turun melalui pipa down comer dan didistribusikan ke water wall. dari water wall fluida masuk ke steam drum lagi dan dipisahkan uap dan air. Fluida uap akan di alirkan ke superheater yang meliputi:
- Low Temperature Superheater (LTSH) atau biasa disebut First Superheater
- Division Panel Superheater atau biasa disebut Second Superheater
- Final Superheater atau biasa disebut Platen Superheater
2. Siklus Udara Pembakaran dan Gas Buang (Combustion Air and Flue Gas Cycle)
Siklus udara diawali dari dipompakan udara atmosferik (udara bersih) melalui Primary Air Fan dan Secondary Air Fan ke dalam boiler dengan melewati Air Heater (Air Side) terlebih dahulu. Primary Air Fan akan mengalirkan udara ke pulverizer (penghalus batubara) sebagai media pembawa batubara ke dalam boiler furnace. Secondary Air Fan mensuplay udara pembakaran kedalam boiler melewati rangkaian ducting yang selanjutnya didistribusikan melaui windbox. Gas Buang hasil pembakaran akan mengalir dari furnace menuju back pass selanjutnya melaui Air Heater (Gas Side). Gas Buang mengalir menuju Electro Static Precipitator (ESP), di dalam ESP gas buang mengalami pembersihan terhadap kontaminan debu pembakaran (Fly Ash) secara electonik. Gas buang selanjutnya melalui Flue Desulfurization Gas (FGD) untuk dinetralkan terhadap contaminan SOx dan diturnkan temperaturnya hingga 35 derajat Celcius, selanjutya gas buang di alirkan ke stack untuk dibuang ke lingkungan.
3. Siklus Bahan Bakar dan Sisa Pembakaran (Fuel and Ash Cycle)
Bahan bakar yang digunakan dalam PLTU adalah bahan bakar padat berupa batubara. Batubara dari Coal Yard dilakukan penghalusan kasr pada Coal Crusser kemudian di tranfer ke Coal Silo menggunakan rangkaian conveyor. Batubara akan dihaluskan lagi dalam pulvurizer hingga ukurannya menyerupai butiran pasir debu. Batubara siap dilairkan ke dalam boiler furnace untuk bahan bakar pembakaran. Sisa pembakaran berupa debu berat yang jatuh ke bawah dan debu ringan (Fly Ash) yang terbawa udara pembakaran dan ditangkap oleh elemen electrostatik pada ESP. Debu berat jatuh ke dalam Submerged Scapper Chain Conveyor (SSCC) dibagian bawah boiler furnace dan ditranfer ke silo debu kasar. Debu ringan akan terkumpul dalam ESP hopper dan dialirkan melalui fluidizing line menuju Fly Ash Silo. Fly Ash ini digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan semen.
4. Siklus Pendinginan (Cooling Cycle)
Cooling Cycle disini hanya merupakan pendinginan yang terjadi pada condenser. Dimana condenser merupakan plat heat exchanger, maka air laut dialirkan melwati sudu-sudu cooling dan steam dialirkan pada sudu-sudu panas. Tranfer kalor yang terjadi mengakibatkan perubahan fasa uap menjadi cair pada sisi panas dan perubahan suhu air laut pada sisi cooling.
5. Siklus Pemanasan Ulang (Reheat Cycle)
Siklus Reheat merupakan siklus peningkatan efisiensi yaitu dengan meningkatkan kembali tekanan steam setelah meninggalkan MP steam. Proses ini terjadi pada Reheater Panel di dalam boiler. Steam dari main steam boiler masuk ke High Pressure (HP) turbine, lalu masuk ke Medium Pressure (MP) turbin dan sebagian uap kering akan di alirkan ke reheater panel dan kembali turbine pada sisi HP turbine. Uap kering lainnya akan dialirkan ke Low Pressure (LP) turbine dan kembali ke boiler pada sisi ecoomizer.
No comments:
Post a Comment